Untuk dia yang jauh di sana...
Sudah 2 tahun aku melewatkan natal tanpamu.. Ini tahun kedua, dan rasanya berbeda dari tahun lalu dan 2 tahun yang lalu. Sangat amat menikmati waktu natal yang kuhabiskan denganmu, walaupun kenyataan dulu kita bakal terpisah.. X)
Untuk natal, tidak ada penyesalan merayakannya denganmu. Permintaanmu untuk bersama-sama pergi menyambut natal menorehkan kenangan yang tidak akan kulupa. Kau mungkin tidak tahu seberapa senangnya aku ketika kau menggengam tanganku ketika kita berdoa bersama, meyakinkan bahwa kau memang orang yang kucari. Kau juga mungkin tidak tahu seberapa tingginya harapanku untuk melewatkan natal denganmu lagi, bersama..
Namun natal berikutnya, tidak ada cerita tentangmu lagi
Hanya ada ucapan lewat ponsel, itupun menurutku cukup untuk membawaku mengenang waktu bersamamu. Aku kembali memikirkan denganmu, dan prihatin atas diriku yang tidak boleh seperti ini terus
Ya, kau memulai kisah yang baru di sana, aku juga harus memulai kisah baruku di sini. Kisah kita tidak akan pernah kubuang, namun kukunci rapat sebagai pengalaman terindah sekaligus terperih yang pernah ku rasa.
Natal tahun ini, cukup berbeda. Aku sudah tau kenyataan bahwa tidak ada lagi kata bersama denganmu. Aku tau dan aku sadar aku tidak bisa bersama kembali, sekalipun kau datang menggengam tanganku dan meyakinkanku. Bukannya jahat, namun memang pengalaman itu tidak akan pernah berlanjut. Hanya berhenti sampai kata "Terima kasih telah memberikan waktu dan harapan yang indah bagiku".
Dulu kau memberikanku pohon natal. Kupasang itu dan kukatakan aku sangat senang bisa memajangnya di rumahku.
Tahun lalu aku sangat membenci pohon natal. Melihatnya saja muak dalam hati, bukan karena aku tidak ingin merayakan natal, namun pohon natal itu membawaku kembali ke kenangan dulu.
Tahun ini, aku mempertimbangkan untuk mengeluarkan kembali pohon natal itu. Aku hanya ingin memandang itu sebagai pohon natal biasa, bukan sejarah atau siapa yang memberikannya, apalagi kenangan dibaliknya
Sekarang kita berdua sudah memulai kisah yang berbeda. Aku tau, jarak memisahkan kita begitu jauh, namun ketika kau kembali ke sini suatu hari, dan kau berjanji menemuiku, ketika itu kita akan menjadi dua orang yang sangat berbeda.
Aku percaya, tidak akan ada yang terjadi bila kita bertemu lagi. Hanya sapaan "Apa kabar dan bagaimana kerjanya di sana" kurasa cukup. Dan mungkin pertanyaan, "untuk apa kembali menemuiku?"
itu saja, Selamat natal untukmu dan keluargamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar